Dampak Psikologis Ritual Suhbah Bersama Abah Aos

Suhbah di sini adalah pelaksanaan yang dilakukan serempak secara bersama-sama pada waktu yang khusus seperti Hari Kamis malam Jum’at oleh murid-murid kepada Sang Guru, istilah kerennya, temu kangen bersama Sang Guru Agung.

Sebelum kita berbicara tentang dampak Psikologis, untuk yang pertama, ada baiknya kalau kita kupas terlebih dahulu tentang bahasan apa itu Dampak. Menurut kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia, Dampak itu yang pertama adalah benturan; kedua, Pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif); ketiga, benturan yang cukup hebat antara dua benda sehingga menyebabkan perubahan yang berarti dalam momentum (pusa) system yang mengalami benturan itu.

Ada pun ber-Dampak pengertiannya ada dua; satu, berbenturan; Dua, mempunyai pengaruh kuat yang mendatangkan akibat. Kata yang kedua dari Judul yang akan kita bahas ini, adalah kata Psikologis. Dimana menurut dari Kamus Besar Bahasa Indonesia Psikologi adalah salah satu bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku, fungsi mental, dan proses mental manusia secara ilmiah. Para praktisi dalam bidang Psikologi disebut para Psikolog. Selain itu Psikologi merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku, fungsi mental, dan proses mental manusia secara ilmiah. Ritual adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan terutama untuk tujuan simbolis, Ritual dilaksanakan berdasarkan tradisi dari suatu komunitas tertentu.

Kegiatan-kegiatan dalam ritual biasanya sudah diatur dan ditemukan, dan tidak dapat dilaksanakan secara sembarangan. Suhbah, yaitu kumpul bersama bersama. Di dalam penulisan ini Kata Suhbah makna nya lebih dikerucutkan lagi, karena Suhbah yang dimaksudkan penulis di sini adalah Suhbah yang dilaksanakan didalam Lingkungan Tharekat Qodiriyah Naqshabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya Sirnarasa Kajembaran Rohmaniyah. Adapun yang dimaksud dengan Suhbah di sini adalah pelaksanaan yang dilakukan serempak secara bersama-sama pada waktu yang khusus seperti Hari Kamis malam Jum’at oleh murid-murid kepada Sang Guru, istilah kerennya, temu kangen bersama Sang Guru Agung.

Untuk kegiatan rutin biasanya dilakukan setelah sholat Ashar sampai jam Duapuluhtiga malam, istirahat. Dilanjutkan dengan Kegiatan sepertiga malam dilaksanakan oleh masing-masing Ikhwan, sholat Subuh berjamaah, sholat Isroq Istiadah Istikharoh Isti’anah berjamaah, lalu kemudian kembali Suhbah bersama Pangersa AbahAos,Qs.

Kembali kepada Judul penulisan ini, penulis kerap kali mencoba untuk melakukan berbagai telaah mengenai Dampak Psikologis dari ritual suhbah bersama Pangersa AbahAos, hal ini dilakukan secara Observasi dan Wawancara yang dilakukan ke beberapa ikhwan yang memang terlihat berkompeten untuk di Observasi dan juga diwawancara. Untuk proses pelaksanaan Observasi dan Wawancara itu sendiri penulis tidak sembarangan. Objek dikumpulkan dengan catatan biografi yang kemudian diseleksi dengan cara melihat bagan kriteria adab-adab seorang Murid terhadap Guru yang dikeluarkan oleh pondok Pesantren Suryalaya pada zamannya Pangersa AbahSepuh. Baru setelah proses seleksi itu dilakukanlah penelitian – penelitian yang mengarah kepada Dampak Psikologis ritual Suhbah bersama Pangersa AbahAos, Qs.

Setelah beberapa waktu, peneliti akhirnya mendapatkan sebuah jawaban dari pertanyaan yang selama ini bergemuruh dalam jiwa, “Apa sih Dampak ritual Suhbah bersama Pangersa AbahAos ini?” ternyata … memang sudah tertera di dalam Kitab Suci Al-Qur’an, surah Yasin. Bahwa dengan berkumpul nya bersama orang-orang Sholeh itu akan banyak manfaat yang akan kita rasakan, apalagi ini kumpul bersama dengan seorang Mursyid yang selalu diagungkan oleh Yang Maha Agung.

Tentu saja akan memberikan energy yang positif baik terhadap diri nya maupun untuk sekitar juga lingkungannya. Sebagai contoh, Murid A yang sudah sekian lama melaksanakan Suhbah bersama Pangersa AbahAos, sangat terlihat berbeda dari yang lainnya, apalagi A ini melaksanakan Suhbah bersama Pangersa Abah Aos dengan berkesinambungan, dalam artian secara istiqomah. Allhamdulilah terlihat dari Gaya berbicara, Berperilaku, serta melakukan aktifitas apapun selalu dengan senyuman, terpancar diwajahnya suatu energy positif yang Alami, Indah bukan.

Nah dalam kajian judul ini yang kita shareing kan adalah Dampak Psikologis, menurut para ahli dari disiplin Ilmu Psikologi, salah satu Tokoh dalam Ilmu Psikologi yaitu Freud Beliau adalah Bapak Psikologi Kepribadian, dimana kita akan lebih banyak leluasa membahas mengenai keadaan seorang manusia, dari sebelum dilahirkan, saat dilahirkan, dan sesudah dilahirkan. Dalam Psikologi Kepribadian, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya Suhbah bersama SangGuru, dapat dinyatakan “bahwa murid tersebut telah terpengaruh oleh energi-energi positif yang tersalurkan dari Sang Mursyid” dimana alam sadar dan alam bawah sadar murid tersebut baik sengaja ataupun tidak sengaja menyatu dalam energy positif Sang Mursyid. Adapun dampak Psikologis murid yang melaksanakan ritual Suhbah bersama Sang Mursyid ini dapat kita uraikan sebagai berikut :

  1. Spiritual. Dalam hal Spiritual, semua ibadahnya baik dilihat ataupun tidak terlihat oleh sekelilingnya selalu dilaksanakan sesuai dengan aturan aturan yang telah ditentukan, baik oleh Agama dan Negara. Dalam Thorekat Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya Sirnarasa ini salah satunya dengan melaksanakan Dzikir Zahar, Khotaman, Manaqiban, Rangkaian Mutiara, Tanbih, dan sebagainya secara Istiqomah.

  2. Biologis. Sehat Jasmani, dari ujung rambut sampai ujung kaki senantiasa dalam keadaaan sehat, dalam artian kuat melakukan berbagai ibadah aktifitas, tidak mudah lelah, kulit nya bersih bersinar, bercahaya, hal ini akan berakibat kepada hasil yang sempurna.

  3. Kepribadian. Sisi karakter pribadinya akan selalu membuat sekitarnya merasa bahagia, karena kepribadiannya tepat sasaran, dalam artian mampu untuk bersikap bijaksana, mampu bersikap tegas disaat memang harus tegas, mampu menenangkan disaat memang harus lembut dalam bertindak, berhati-hati dan Waspada dalam berbicara dan berperilaku.

  4. Lingkungan Keluarga, Masyarakat, Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mampu menaati aturan baik di dalam lingkungan keluarga, Mampu bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan aturan Pancasila.